Amalan Penting Menyambut Bulan Ramadhan
Prof DR H Imam Bawani, MA
Pelaksanaan puasa Ramadhan pada tahun ini sepertinya menyerupai tahun sebelumnya, tidak bersamaan. Ada yang mulai hari ini, ada yang mulai besok. Hal ini perlu kita sikapi bersama, bahwa walaupun berbeda, namun harus tetap kita jaga ukhuwah Islamiyah sesama kita. Karena perbedaan yang tidak prinsip ini akan berakibat perpecahan kalau tidak disikapi dengan benar. Karena masih banyak “PR” yang jauh lebih penting yang kalau kita tidak selektif akan tertutupi sehingga kerugian yang sangat besar yang akan kita dapatkan. Persoalan itu ialah dilema negara saudara kita Palestina yang kemerdekaannya terus menerus dihalang-halangi oleh negara-negara yang menginginkan Islam tumbuh di dunia ini. Untuk itu marilah kita saling menghormati baik yang mulai puasa hari ini maupun yang mulai besok.
Ketika Ramadhan akan tiba, Rasulullah SAW dan para sahabat menyambutnya dengan sangat besar hati laksana tamu istimewa. Dalam kontek kita dikala ini, mungkin sanggup kita bayangkan, bagaimana perasaan kita kalau ada seorang tamu yang anda cintai bermaksud akan mengunjungi dan tinggal besama anda selama beberapa hari ? Tak diragukan lagi betapa bahagianya kita mendengar kabar ini dan sedapat mungkin anda akan mempersiapkan rumah kita, membersihkannya dan menyiapkan program dan makanan-minuman yang menarik.
Nah, bagaimana kalau tamu itu bukan saja kita cintai, akan tetapi juga dicintai dan dimuliakan Allah dan rasul-Nya serta seluruh umat muslim. Sudahkah terbayang oleh kita siapa tamu yang luar biasa ini, yang akan berada bersama anda dalam waktu bersahabat ini, selama selama sebulan penuh, siang dan malam, membawa kebaikan dan keberkahan. Dialah bulan Ramadhan, bulan mulia, bulan dimana al-Quran diturunkan, bulan shiyam, bulan qiyamullail, bulan berhias tahajud, bulan yang dipenuhi airmata umat yang bertobat, bulan penuh kesabaran, penuh ketaqwaan, bulan dimana pahala dan ampunan Allah diobral semurah mungkin, bulan dimana pintu neraka ditutup dan pintu nirwana dibuka selebar-lebarnya, bulan dimana para syaitan dibelenggu, bulan dimana amal kebaikan dilipatgandakan, bulan dimana didalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan (lailatul qadr). Amalan yang penting yang harus dipersiapkan menata hati dengan niat yang ikhlas. Rasulullah SAW bersabda : innamal a’maalu bin niyaat wa innamaa likullim riin maa nawaa (segala sesuatu perbuatan, tergantung pada niatnya, dan sebenarnya setiap kasus hanya sesuai dengan niatnya).
1.Rasulullah SAW sebelum datangnya bulan puasa, atau sebulan sebelumnya ia berdoa "Ya Allah sampaikanlah kami pada Ramadhan dengan aman, keimanan, keselamatan, Islam, kesehatan dan terhindar dari penyakit serta bantulah kami untuk melaksanakan shalat, puasa dan tilawah al-Quran padanya." "Ya Allah bulan Ramadhan telah menaungi kami dan telah hadir, serahkanlah ia pada kami dan serahkanlah kami padanya, karuniakanlah kami kesanggupan untuk berpuasa, dan menegakkan malam-malamnya. Dan karuniakanlah kami kesungguhan kekuatan dan semangat serta jauhkanlah kami dari fitnah didalamnya".
2.Pada bulan Sya’ban, memperbanyak puasa (sunat), membaca Qur’an, dzikir, dan ibadah sunnat lainnya, menyerupai yang dilakukan oleh Rasulullah saw dalam hadits Bukhari-Muslim, Aisyah ra. berkata : “Tidaklah saya lihat Rasul menyempurnakan puasanya sebulan penuh kecuali pada Ramadhan dan tidak juga saya lihat ia memperbanyak puasa sunnatnya kecuali di bulan Sya’ban”. Memperbanyak kegiatan tilawah Quran, sebagaimana yang diungkapkan Anas bin Malik bahwa para sahabat kalau memasuki bulan Sya’ban, mereka segera mengambil mushaf dan membacanya.
3.Meminta maaf kepada sesama manusia, sehingga ketika memasuki Ramadhan dosa kita dengan sesama insan sudah terhapuskan dan di bulan Ramadhan tinggal menuntaskan dosa kita pada Allah SWT saja, dan ketika hari raya Idul Fitri tiba kita benar-benar berada dalam keadaan fitrah (suci).
Ketika tiba bulan Ramadhan tibalah saatnya kita menghidupkan Ramadhan (Ihya Ramadhan) dengan menjaga setiap detik hari-hari Ramadhan kita tidak terlewatkan begitu saja tanpa diisi dengan memperbanyak ibadah kepada Allah SWT, menyerupai memperpanjang ruku’ dan sujud, shalat tarawih, bermunajat kepada Allah, memperbanyak sholat sunnat (nawafil), senantiasa berdzikir, tilawah dan tadabbur al-Quran, i’tikaf minimal pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Sungguh pasti bila kita mengotori Ramadhan ini dengan melaksanakan perbuatan yang diharamkan, alasannya ialah itu jauhilah pintu-pintu dosa, jauhilah kemungkinan-kemungkinan dimana godaan dunia dan syeitan berkumpul. Jauhilah sentra keramaian dimana dosa diobral murah, hindarkan berkumpul dengan orang-orang yang melaksanakan pekerjaan sia-sia atau berbicara sia-sia, jauhi pandangan mata dari hal yang diharamkan bahkan yang dimakruhkan, tutup indera pendengaran dari namimah, ghibah dan kemungkaran, kunci lisan dari kata-kata yang menyakiti dan yang sia-sia.
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan alasannya ialah keyakinan dan mengharapkan pahala dari Allah, pasti Allah mengampuni dosanya yang telah lalu” (HR. Ash Habus Sunan).
Selamat tiba Wahai Ramadhan, bulan yang agung, bulan yang penuh berkah, bulan yang menghapuskan dosa dan mengabulkan doa bagi orang-orang yang bersungguh-sungguh beribadah di dalamnya.
Ketika Ramadhan akan tiba, Rasulullah SAW dan para sahabat menyambutnya dengan sangat besar hati laksana tamu istimewa. Dalam kontek kita dikala ini, mungkin sanggup kita bayangkan, bagaimana perasaan kita kalau ada seorang tamu yang anda cintai bermaksud akan mengunjungi dan tinggal besama anda selama beberapa hari ? Tak diragukan lagi betapa bahagianya kita mendengar kabar ini dan sedapat mungkin anda akan mempersiapkan rumah kita, membersihkannya dan menyiapkan program dan makanan-minuman yang menarik.
Nah, bagaimana kalau tamu itu bukan saja kita cintai, akan tetapi juga dicintai dan dimuliakan Allah dan rasul-Nya serta seluruh umat muslim. Sudahkah terbayang oleh kita siapa tamu yang luar biasa ini, yang akan berada bersama anda dalam waktu bersahabat ini, selama selama sebulan penuh, siang dan malam, membawa kebaikan dan keberkahan. Dialah bulan Ramadhan, bulan mulia, bulan dimana al-Quran diturunkan, bulan shiyam, bulan qiyamullail, bulan berhias tahajud, bulan yang dipenuhi airmata umat yang bertobat, bulan penuh kesabaran, penuh ketaqwaan, bulan dimana pahala dan ampunan Allah diobral semurah mungkin, bulan dimana pintu neraka ditutup dan pintu nirwana dibuka selebar-lebarnya, bulan dimana para syaitan dibelenggu, bulan dimana amal kebaikan dilipatgandakan, bulan dimana didalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan (lailatul qadr). Amalan yang penting yang harus dipersiapkan menata hati dengan niat yang ikhlas. Rasulullah SAW bersabda : innamal a’maalu bin niyaat wa innamaa likullim riin maa nawaa (segala sesuatu perbuatan, tergantung pada niatnya, dan sebenarnya setiap kasus hanya sesuai dengan niatnya).
1.Rasulullah SAW sebelum datangnya bulan puasa, atau sebulan sebelumnya ia berdoa "Ya Allah sampaikanlah kami pada Ramadhan dengan aman, keimanan, keselamatan, Islam, kesehatan dan terhindar dari penyakit serta bantulah kami untuk melaksanakan shalat, puasa dan tilawah al-Quran padanya." "Ya Allah bulan Ramadhan telah menaungi kami dan telah hadir, serahkanlah ia pada kami dan serahkanlah kami padanya, karuniakanlah kami kesanggupan untuk berpuasa, dan menegakkan malam-malamnya. Dan karuniakanlah kami kesungguhan kekuatan dan semangat serta jauhkanlah kami dari fitnah didalamnya".
2.Pada bulan Sya’ban, memperbanyak puasa (sunat), membaca Qur’an, dzikir, dan ibadah sunnat lainnya, menyerupai yang dilakukan oleh Rasulullah saw dalam hadits Bukhari-Muslim, Aisyah ra. berkata : “Tidaklah saya lihat Rasul menyempurnakan puasanya sebulan penuh kecuali pada Ramadhan dan tidak juga saya lihat ia memperbanyak puasa sunnatnya kecuali di bulan Sya’ban”. Memperbanyak kegiatan tilawah Quran, sebagaimana yang diungkapkan Anas bin Malik bahwa para sahabat kalau memasuki bulan Sya’ban, mereka segera mengambil mushaf dan membacanya.
3.Meminta maaf kepada sesama manusia, sehingga ketika memasuki Ramadhan dosa kita dengan sesama insan sudah terhapuskan dan di bulan Ramadhan tinggal menuntaskan dosa kita pada Allah SWT saja, dan ketika hari raya Idul Fitri tiba kita benar-benar berada dalam keadaan fitrah (suci).
Ketika tiba bulan Ramadhan tibalah saatnya kita menghidupkan Ramadhan (Ihya Ramadhan) dengan menjaga setiap detik hari-hari Ramadhan kita tidak terlewatkan begitu saja tanpa diisi dengan memperbanyak ibadah kepada Allah SWT, menyerupai memperpanjang ruku’ dan sujud, shalat tarawih, bermunajat kepada Allah, memperbanyak sholat sunnat (nawafil), senantiasa berdzikir, tilawah dan tadabbur al-Quran, i’tikaf minimal pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Sungguh pasti bila kita mengotori Ramadhan ini dengan melaksanakan perbuatan yang diharamkan, alasannya ialah itu jauhilah pintu-pintu dosa, jauhilah kemungkinan-kemungkinan dimana godaan dunia dan syeitan berkumpul. Jauhilah sentra keramaian dimana dosa diobral murah, hindarkan berkumpul dengan orang-orang yang melaksanakan pekerjaan sia-sia atau berbicara sia-sia, jauhi pandangan mata dari hal yang diharamkan bahkan yang dimakruhkan, tutup indera pendengaran dari namimah, ghibah dan kemungkaran, kunci lisan dari kata-kata yang menyakiti dan yang sia-sia.
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan alasannya ialah keyakinan dan mengharapkan pahala dari Allah, pasti Allah mengampuni dosanya yang telah lalu” (HR. Ash Habus Sunan).
Selamat tiba Wahai Ramadhan, bulan yang agung, bulan yang penuh berkah, bulan yang menghapuskan dosa dan mengabulkan doa bagi orang-orang yang bersungguh-sungguh beribadah di dalamnya.
Posting Komentar untuk "Amalan Penting Menyambut Bulan Ramadhan"