Temuan Masjid Berusia Satu Abad: Bukti Islam Telah Jadi Bab Amerika
Pada 17 Desember, Dewan Hubungan Islam-Amerika (CAIR), sebuah kelompok advokasi Muslim yang bermarkas di Capitol Hill Washington, merilis sebuah temuan pada tahun kemudian yang menyatakan bahwa hate crime (kejahatan berbasis kebencian, red) telah menarget masjid-masjid di Amerika.
Menurut forum NGO, lebih banyak “masjid yang terkena insiden” pada tahun 2015 daripada tahun-tahun setelah tahun 2009. CAIR percaya bahwa perhitungan itu sanggup lebih besar kalau insiden-insiden ibarat vandalisme dan intimidasi termasuk dalam temuan itu.
Sebuah reaksi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
November 2015 menjadi lonjakan paling signifikan, dengan total 17 masjid menjadi korban, dari semua serangan itu dua dari kejadian terjadi setelah serangan teror Paris 13 November. Lonjakan tertinggi terjadi setelah penembakan Charlie Hebdo dan serangan pada pasar masakan Yahudi di Paris, dengan lima kejadian terjadi pada bulan itu.
CAIR melaporkan kejadian terjadi di banyak sekali lokasi di Amerika, dari New York, di mana sebuah kepala babi diletakkan di masjid yang masih dalam pembangunan, sampai Mississippi, dimana beberapa tembakan dimuntahkan ke arah Islamic Centre.
Sebuah analisis yang dilakukan oleh kelompok penelitian California State University dikutip oleh New York Times memperkuat inovasi CAIR, menyebutkan bahwa hate crime terhadap Muslim Amerika dan masjid-masjid bertambah tiga kali lipat semenjak serangan teroris.
“Sayangnya, mengingat retorika dan komentar kebencian yang ditujukan pada komunitas Muslim oleh Trump dan yang lainnya, tidak mengejutkan serangan dan perilaku jelek pada masjid-masjid serta individual meningkat,” Roula Allouch, ketua dewan nasional CAIR, menyampaikan pada MEE.
Jumlah insiden, disebutkan CAIR, mencapai jumlah tertinggi yang belum pernah dilihat semenjak 2010, ketika kontroversi terhadap Pusat Kebudayaan Islam Taman 51(Park 51) menjadi gosip dalam kampanye pemilihan presiden.
Taman 51, yang kadang disebut “Masjid Ground Zero,” memicu kontroversi nasional ketika para penentang menolak pembangunan dari Pusat Kebudayaan Islam ini yang berjarak dua blok dari Ground Zero akan dijadikan sebagai tuan rumah bagi Muslim untuk beribadah.
“Bukankah itu akan menarik kalau seseorang menyampaikan bahwa sesungguhnya ribuan tahun yang lau terdapat sebuah masjid yang juga hanya berjarak dua blok dari bekas World Trade Centre?” Todd Fine bertanya sambil tersenyum.
Bagi CAIR, fakta bahwa kejadian yang menarget masjid-masjid tidak pernah lebih tinggi dari yang terjadi pada putaran pemilihan presiden memberi aksesori pada argumen yang menyatakan bahwa sentimen anti-Muslim mengikuti tren di dalam politik domestik AS daripada agresi teror yang dilakukan oleh ekstrimis.
Temuan masjid bau tanah di Amerika: setua Amerika [The Sun]
Kebanyakan orang, kata Roula Allouch, tidak mau tahu “sejauh mana Muslim kembali hadir di Amerika Serikat, termasuk banyak individu yang dibawa masuk melalui perbudakan Utara Atlantik. Banyak dari mereka yang beragama Islam, dan tetap menjaga keyakinan mereka ketika mereka datang di Amerika Serikat.”
Sejarah Muslim di Amerika, yang mungkin setua Masjid di Rector Street, kembali ke awal masa 17 ketika kapal pertama yang mengangkut budak-budak Afrika berlabuh, bahkan sebelum Amerika Serikat didirikan. Dipercaya bahwa sekitar 20 persen dari budak Afrika yaitu Muslim.
Islam yang telah hadir semenjak usang di AS patut dikenang pada ketika Muslim Amerika lebih dianggap sebagai orang abnormal daripada sebagai tetangga.
Bagi Todd Fine, “penemuan dari masjid yang berada di jantung sentra kota Manhattan menyatakan bahwa kita hanya gres saja memulai mempelajari sejarah Muslim di Amerika.
Posting Komentar untuk "Temuan Masjid Berusia Satu Abad: Bukti Islam Telah Jadi Bab Amerika"