Pembunuhan Tokoh Penting Era Pertengahan Yang Merubah Sejarah Benua Eropa
Saat ini Benua Eropa merupakan salah satu daerah di dunia yang sangat maju baik dari tatanan dan peraturan yang ada, hingga contoh pikir masyarakatnya yang tergolong sudah amat maju. Hal ini tentu sangat berbanding terbalik dengan apa yang terjadi di Eropa pada masa pertengahan. Pada masa pertengahan Eropa dapat dibilang sebagai daerah yang cukup barbar, dimana pembantaian dan pembunuhan merupakan hal yang lumrah terjadi. Di era dimana Eropa masih dikuasai banyak sekali kerajaan ini, banyak Raja dan Penguasa yang rela melaksanakan apapun untuk mengamankan kekuasaan mereka.
Kaprikornus trik licik ibarat meracuni sumur ataupun membantai petani merupakan hal yang sah-sah saja untuk dilakukan demi memenangkan sebuah perang. Tak hanya hingga disitu pembantaian ini kadang juga menyasar tokoh-tokoh penting yang mempunyai kekuasaan tinggi. Dengan terbunuhnya tokoh-tokoh penting ini, tak hanya merubah jalanya sebuah jalanya sebuah peperangan atau bahkan runtuhnya sebua dinasti, tapi juga setrik tak pribadi telah merubah masa depan Eropa menjadi ibarat ketika ini. Jika tokoh-tokoh ini tak dibunuh mungkin saja Eropa yang kita lihat ketika ini mungkin tak akan pernah ada. Kisah pembunuhan inilah yang kali ini akan anehdidunia.com bagi kisahnya dalam Pembunuhan Tokoh Penting Abad Pertengahan Yang Merubah Sejarah Benua Eropa, versi anehdidunia.com
Pembantaian William Longsword
William Longsword yaitu putra dari Rollo, seorang kepala suku Viking yang telah berhasil mendirikan sebuah negara kecil di Normandia sebuah wilayah yang ada di utara Prancis. Setelah mendiami wilayah Nornadia, Rollo yang telah beralih keyakinan menjadi Kristen, mulai gencar memperluas wilayah kekuasaanya dan mewariskan tekad ini pada William sesudah ia meningal. Sepeninggal ayahnya, William yang populer cerdas dan berpengaruh sukses memperluas wilayah kekuasaanya di Utara, Prancis yang lalu memicu kekacauan dan memaksa otoritas tertinggi Prancis untuk bertindak. Tapi meluasnya kekuasaan William ini, sepertinya tak hanya mengusik kerajaan Prancis saja alasannya yaitu Klan Flanders yang pada ketika yang bersamaan tengah memperluas wilayah kekuasaanya di Selatan Prancis juga merasa terancam dengan adanya klan Longsword.
Perang antara kedua klan inipun kesudahannya pecah pada tahun 939 akhir perebutan wilayah Montreuil. Dalam perang singkat ini, kedua belah pihak mengalami kerugian yang cukup besar akhir banyaknya korban yang jatuh. Hal ini sekaligus membuka mata klan Flanders bahwa mereka tak mungkin mengalahkan klan Longsword dalam peperangan terbuka. Karena itu Arnulf Flemish yang merupakan pemimpin klan Flanders lalu mengundang William Longsword untuk melaksanakan duel satu lawan satu di pulau Seine pada tahun 942. Willian yang naif pun lalu mengiakan duel ini dan tiba seorang diri ke pulau tersebut tanpa tahu bahwa itu merupakan sebuah jebakan.
Setibanya Willian di pulau Siene ia pribadi di sergap oleh 3 anggota keluarga Arnulf yang sudah menunggunya dan lalu membantai William setrik keji. Usai kematianya, William lalu digantikan oleh anaknya yang masih berusia 10 tahun. Melihat hal ini pihak kerajaan Prancis lalu mengambil kesempatan untuk menculik putra William dan membunuhnya. Dengan kematian ini, era perluasan Viking di Prancis pun berakhir dan sisa-sisa kerajaan Normandia yang ada hanya mampu bertahan di bawah kekuasaan Kerajaan Prancis.
Pembunuhan Khan Bersaudara (Berdi, Qulpa, dan Nurus Beg)
Pada masa ke 14, Eropa Timur merupakan wilayah kekuasaan dari The Golden Horde, sebutan untuk kerajaan Mongol. Tak kurang satu masa lamanya Eropa timur menjadi wilyah jajahan bangsa Mongol, hingga pada kesudahannya tahun 1357, Jani Beg yang merupakan Khan pada masa itu jatuh sakit. Disinilah angin perubahan mulai terjadi, alasannya yaitu Jani Beg yang merasa umurnya sudah tak usang lagi lalu memanggil putra tertuanya Berdi dan segera menunjuknya sebagai Khan baru. Setelah ditunjuk, tak usang lalu Berdi justru membunuh ayahnya sendiri dan 12 saudara laki-lakinya untuk mengamankan tahta.
Berdi hanya menyisakan satu orang saudaranya yang berjulukan Qulpa yang telah berhasil menyakinkan kesetiaanya pada Berdi. Sayangnya kepercayaan Berdi terhadap saudaranya ini ternyata salah, alasannya yaitu semenjak berhasil lolos dari pembunuhan. Diam-diam Qulpa mulai merencanakan pembunuhan terhadap Berdi dan pada tahun 1359, rencananya itu pun kesudahannya berhasil. Setelah membunuh Berdi, Qulpa lalu mengangkat dirinya sebagai Khan yang baru. Tapi kekuasaan Qulpa juga tak berlangsung lama, alasannya yaitu ia lalu di racun oleh Nurus Beg salah satu saudara laki-lakinya yang lalu juga menjadi Khan baru.
Tragedi pembunuhan dalam keluarga ini lalu berlanjut ketika beberapa bulan lalu Nurus juga terbunuh dalam perang saudara antar kerajaan Mongol. Sepeninggal Nurus sendiri setidaknya ada 20 orang lain yang lalu menyatakan dirinya sebagai Khan. Hal ini lalu memicu terpecahnya kerajaan Mongol menjadi beberapa bagian. Hal ini lalu di manfaatkan oleh negara-negara di Eropa Timur, khusunya Rusia untuk melepaskan diri dari kekuasaan Kerajaan Mongol yang paska perang saudara kesulitan untuk meraih kekuasaan mereka kembali.
Pembantaian Thomas Woodstock
Pada masa ke 14, Kerajaan Inggris mengalami resesi ekonomi hebat akhir kebijakan Raja mereka Richard II yang menyerang Prancis untuk merebut kekuasaan dari Raja Navare, sepeninggal sepupunya Raja Charles yang merupakan Kaisar Prancis terdahulu. Richard II yang merasa sebagai pewaris sah tahta alasannya yaitu Raja Charles meninggal tanpa mempunyai anak pria kesudahannya memutuskan untuk menyatakan perang sesudah Kerajaan Prancis lebih menentukan mengangkat Raja dari Navare untuk menduduki dingklik Raja Prancis. Sayangnya keputusan Richard ini lalu memicu perpecahan di Inggris menyusul lamanya perang dan banyaknya dana yang dikeluarkan.
Terlebih lagi ketika itu Raja Richard II memang sudah tak disukai oeh rakyatnya, alasannya yaitu hanya mengandalkan kroni-kroninya dalam menjalankan kekuasaan. Hal ini lalu memicu sekelompok aristokrat untuk membentuk sebuah koalisi berjulukan Lords Appellant dan mengumumkan planning mereka untuk mengambil alih kerajaan Inggris dari tangan Richard yang dianggap tak lagi kompeten. Dipimpin oleh Thomas Woodstock, Duke of Gloucester, mereka berhasil mengalahkan pasukan Raja Richard dalam pertempuran di Radcot Bridge dan lalu menangkapnya. Setelah di tangkap Raja Richard lalu diasingkan, sesudah tahtanya terlebih dulu diambil. Richard II tak tinggal membisu dalam pengasinganya dan kembali membangun kekuatanya sesudah berhasil membujuk Duke of Norfolk untuk menjadi pendukungnya.
Bersama dengan beberapa aristokrat lain, Richard II lalu mulai merencenakan pembunuhan terhadap Thomas Woodstock. Pada tahun 1937, dengan planning yang rapi Thomas Woodstock kesudahannya diculik dan di bawa ke Calais sebelum kesudahannya dibunuh. Setelah kematian Thomas Woodstock, Richard II berhasil kembali menduduki tahtanya, tapi hal ini tak berlangsung lama, alasannya yaitu orang-orang lalu mulai tahu kalau Richard II, merupakan dalang dibalik pembunuhan Thomas Woodstock. Rakyat Inggris yang murka lalu menggulingkan Richard II dari tahtahnya dan mengasingkanya hingga kesudahannya ia mati kelaparan. Kematian Thomas Woodstock inilah yang oleh andal sejarah sering disebut menunjukkan perubahan besar pada sejarah Inggris hingga jadi ibarat ketika ini.
Pembunuhan Keturunan Keluarga Nasrid
Keluarga Nasrid merupakan dinasti Muslim terakhir di Spanyol yang menguasai wilayah Granada semenjak tahun 1248 hingga kesudahannya di taklukan oleh oleh Ferdinand dan Isabella pada tahun 1491. Sepanjang sejarahnya dinasti Nasri d bahwasanya dikenal cukup gemilang dalam peperangan, namun sayangnya konflik internal diantara intern keluarga ini membuat mereka sulit untuk bertahan diantara gempuran kerajaan-kerajaan Katolik yang ada di Spanyol. Dinasti Nasrid pernah memcapai masa keemasanya pada era kepemimpinan Isma'il yang populer cerdas dan Kharismatik. Lewat kepemimpinan Isma'il ini mereka bahkan berhasil meraih kemenangan dari bangsa Castilan pada pertempuran di Vega de Granada pada tahun 1319.
Kemenangan ini lalu dilanjutkan dengan penaklukan Baza dan Martos yang membuat nama Isma'il makin ditakuti. Sayangnya ditengah euforia kemenangan ini, Isma'il justru dibunuh oleh sepupunya sendiri sesudah terlibat perselisihan kkecil. Usai meninggalnya Isma'il dinasti Nasrid lalu dipimpin oleh Muhamad putra Isma'il yang masih berusia muda. Tapi nasib Muhamad sepertinya juga tak seberuntung ayahnya, alasannya yaitu tak usang sesudah menduduki tahta, Muhamad lalu di bunuh oleh klan Bani Abi'l-Ula yang mengincar tahta. Saudara pria Muhamad yaitu Yusuf lalu mengambil alih tahta dan kekuasaan sesudah berhasil menghancurkan klan Bani Abi'l-Ula.
Keberhasilan Yusuf mengambil kembali tahta milik keluarganya membuat ia digadang-gadang mempunyai talenta dalam peperangan ibarat ayahnya Isma'il dan dianggap sebagai orang yang dapat membawa kembali kejayaan dinasti Nasrid di Spanyol. Namun sayang ditengah kepemimpinanya, Yusuf harus tewas sesudah ditikam oleh orang gila sesudah Sholat Subuh di Masjid Agung Granada. Setelah kematian Yusuf ini dinasti Nasrid hampir tak pernah dapat mencapai kestabilan dalam pemerintahan mereka akhir pembunuhan yang terus terjadi pada penerusnya setrik turun-temurun.
Pembunuhan Godfrey the Hunchback
Meski terlahir dengan badan cacat semenjak lahir Godfrey the Hunchback atau "Godfrey si Bongkok" merupakan seorang pemimpin yang cerdas dan cekatan. Karena itu pada tahun 1069, ia lalu diangkat menjadi Duke of Lower Lorraine. Sering dianggap sebagai sosok pemimpin yang mempunyai talenta semenjak lahir, Godfrey bahwasanya berpeluang menjadi tokoh besar dalam sejarah Eropa, sesudah pernikahanya dengan Ratu Matilda asal Tuscany yang menguasai sebagian besar wilayah di Italia. Sayangnya janji nikah keduanya tak berjalan lancar, alasannya yaitu rupanya Matilda sama sekali tak menaruh hati pada Godfrey. Parahnya kekerabatan janji nikah mereka terlihat dari trik Matilda memperlakukan Godfrey yang sangat buruk.
Selama tiga tahun janji nikah mereka Matilda sama sekali tak mengijinkan Godfrey untuk melihatnya, hingga pada puncaknya Matilda kesudahannya mengusir Godfrey dari istananya. Setelah di usir oleh istrinya sendiri, Godfrey lalu kembali ke Loraine dimana Dia lalu justru harus meregang nyawa alasannya yaitu dibunuh ketika berada di toilet. Menurut kabar yang beredar ketika itu, Godfrey ditikam dengan dengan tombak oleh orang yang bersembunyi di dalam lubang toilet. Cara membunuh Godfrey yang cukup sadis ini lalu memicu banyak spekulasi di kalangan rakyat Loraine. Banyak yang mwnganggap kalau pembunuhan ini merupakan rancangan dari musuh-musuh Godfrey, khususnya orang Belanda dan Klan Flanders yang merupakan musuh terbesar Godfrey.
Meski begitu bahwasanya yang diuntungkan atas kematian Godfrey ini bahwasanya dalah Matilda. Karena sepeninggal Godfrey, maka otomatis dialah yang memengang kekuasaan tertinggi di Loraine dan Tuscany. Matilda bahkan lalu mulai mendeklarasikan dukunganya terhadap Paus Gregorius dalam peperangan melawan Kekaisaran Romawi, suatu hal yang sangat ditentang oleh Godfrey semasa hidupnya. Kaprikornus setrik tak pribadi kematian Godfrey telah memicu krisis politik terbesar dalam sejarah Eropa yang terjadi akhir pecahnya konflik antara Kekaisaran Romawi dengan koalisi Paus Gregorius.
Sahabat anehdidunia.com itulah kasus pembunuhan tokoh penting Eropa yang setrik tak pribadi telah merubah sejarah benua biru itu hingga jadi ibarat sekarang. Kalau tokoh-tokoh tersebut tak pernah dibunuh mungkin saja Eropa ketika ini mempunyai wajah yang berbeda. Misal saja jikalau tak terjadi perselisihan dan perang saudara antar Berdi, Qulpa, dan Nurus Beg. Mungkin saja Rusia ketika ini masih dikuasai oleh bangsa Mongol. Atau seandainya Isma'il tak dibunuh oleh sepupunya sendiri, mungkin ketika ini Spanyol merupakan salah satu negara Muslim di Eropa sana. Bagaimana menurt sahabat anehdidunia.com akankah Eropa jadi lebih menarik dari sekarang?
Referensi:
listverse.com/2017/05/01/top-10-shocking-assassinations-that-changed-medieval-history/
Posting Komentar untuk "Pembunuhan Tokoh Penting Era Pertengahan Yang Merubah Sejarah Benua Eropa"