Fungsi Puasa Patigeni Dalam Ajian Ilmu Jawa
Fungsi terdapatnya Puasa Patigeni dalam Ajian Kejawen, merupakan lelaku terpenting selain berpuasa pada lainnya.
Dalam ilmu Jawa, Puasa Patigeni sangat sering di arahkan bagi seorang murid yang akan menjalani sebuah tirakat dan menempuh pelajaran dari sebuah keilmuan. Patigeni sendiri, terbilang puasa yang cukup berat selain Ngeluwang.
Terdapat 3 tahapan berpuasa Patigeni, dimana tingkat kesukaran akan bergantung kepada kemampuan sang murid. Seorang guru yang sebenarnya, beliau pasti akan mengetahui tingkat seseorang muridnya, karena itulah sang guru akan memberikan sebuah ilmu yang lelakunya sesuai dengan kempuan murid itu sendiri.
Dalam tahapnya, Patigeni sendiri yang pertama masih terbilang berat namun ringan. Untuk yang menjalani tingkat awal ini, seorang murid berada di tempat yang gelap bahkan untuk melihat dirinya sendiripun tidak akan kelihatan, pada tahap ini ia masih bebas bergerak, boleh berdiri dan sebagainya terkadang dalam tahap pertama ini seseorang masih boleh berada di ruangan yang masih redup cahaya namun tidak boleh keluar.
Pada tahap ke dua, ini akan lebih berat lagi. Seseorang pada tingkat ini, harus berada di ruangan yang gelap pekat, tidak boleh makan dan minum tapi boleh bergerak, tiduran, duduk dan sebagainya.
Pada tingkat akhir Patigeni, seseorang harus berada di dalam ruangan yang benar-benar gelap, tidak boleh bergerak bahkan untuk buang air kecil sekalipun. Selain itu, juga harus rela untuk tidak tertidur dan makan, minum dalam melakukan Patigeni tingkat ini.
Pada dasarnya, puasa Patigeni sendiri sangat baik di lakukan oleh para pengamal ilmu Jawa, selain mengingat gelapnya alam kubur juga berfungsi untuk meredam hawa panas dari sebuah ilmu yang di pelajarinya. Aji Kejawen, kebanyakan panas dalam lakuning urip, atau dalam membawanya sangat cepat emosi ini di karenakan pembawaan dari ilmu tersebut ingin selalu di gunakan.
Dalam Patigeni, sangat jarang di gunakan pada jaman sekarang. Walaupun begitu, tetap ada saja yang menjalaninya, dan seseorang yang kuat itu pasti akan mendapatkan kemampuan yang mumpuni dalam ilmunya.
Dalam ilmu Jawa, Puasa Patigeni sangat sering di arahkan bagi seorang murid yang akan menjalani sebuah tirakat dan menempuh pelajaran dari sebuah keilmuan. Patigeni sendiri, terbilang puasa yang cukup berat selain Ngeluwang.
Terdapat 3 tahapan berpuasa Patigeni, dimana tingkat kesukaran akan bergantung kepada kemampuan sang murid. Seorang guru yang sebenarnya, beliau pasti akan mengetahui tingkat seseorang muridnya, karena itulah sang guru akan memberikan sebuah ilmu yang lelakunya sesuai dengan kempuan murid itu sendiri.
Dalam tahapnya, Patigeni sendiri yang pertama masih terbilang berat namun ringan. Untuk yang menjalani tingkat awal ini, seorang murid berada di tempat yang gelap bahkan untuk melihat dirinya sendiripun tidak akan kelihatan, pada tahap ini ia masih bebas bergerak, boleh berdiri dan sebagainya terkadang dalam tahap pertama ini seseorang masih boleh berada di ruangan yang masih redup cahaya namun tidak boleh keluar.
Pada tahap ke dua, ini akan lebih berat lagi. Seseorang pada tingkat ini, harus berada di ruangan yang gelap pekat, tidak boleh makan dan minum tapi boleh bergerak, tiduran, duduk dan sebagainya.
Pada tingkat akhir Patigeni, seseorang harus berada di dalam ruangan yang benar-benar gelap, tidak boleh bergerak bahkan untuk buang air kecil sekalipun. Selain itu, juga harus rela untuk tidak tertidur dan makan, minum dalam melakukan Patigeni tingkat ini.
Pada dasarnya, puasa Patigeni sendiri sangat baik di lakukan oleh para pengamal ilmu Jawa, selain mengingat gelapnya alam kubur juga berfungsi untuk meredam hawa panas dari sebuah ilmu yang di pelajarinya. Aji Kejawen, kebanyakan panas dalam lakuning urip, atau dalam membawanya sangat cepat emosi ini di karenakan pembawaan dari ilmu tersebut ingin selalu di gunakan.
Dalam Patigeni, sangat jarang di gunakan pada jaman sekarang. Walaupun begitu, tetap ada saja yang menjalaninya, dan seseorang yang kuat itu pasti akan mendapatkan kemampuan yang mumpuni dalam ilmunya.
Posting Komentar untuk "Fungsi Puasa Patigeni Dalam Ajian Ilmu Jawa"