Gagal Belajar Ilmu Ajian Jawa
Gagal dalam menguasai sebuah ilmu Kejawen, amalan dan mantera mungkin memang tidak bisa sikronisasi dengan jiwa Anda, banyak hal yang harus di ketahui saat sebuah kekuatan yang di inginkan dan tidak kunjung di dapat.
Sebuah ilmu yang berkaitan dengan Ajian kejawen, ilmu-ilmu Jawa bukanlah suatu hal yang mudah untuk di pelajari, semuanya berada dalam sebuah khasana yang rumit dan sulit untuk di uraikan dengan kata-kata, hanya fikiranlah yang mampu mengendalikan dan berfikir, mencari sebuah titik temu antara kesalahan dan celah untuk dapat menguasainya.
Peran penting seorang guru, dalam mengajari muridnya dengan ilmu kejawen pasti suatu ukuran yang rumit bagi beliau, guru haruslah orang yang benar-benar paham dalam bidang tersebut, bukan yang hanya mengaku-ngaku bisa tapi benar terbukti bahwa ia memiliki kemampuan. Perlu Anda ketahui, kegagalan bukan hanya bisa terjadi karena si murid, guru juga punya kesalahan dan ikut Andil dalam kegagalan seorang murid.
Pada dasarnya, kegagalan mempelajari sebuah Ajian dan ilmu-ilmu Jawa kebanyakan sang guru melihat dengan jeli dan baik potensi sang murid bukan asal turunkan saja sebuah ilmu. Guru memiliki peran penting murid akan berhasil, dan sebaliknya sang murid harus patuh dan menjalankan sebaik-baiknya amanah dari sang guru tersebut.
Potensi diri, menjadi suatu tolak ukur yang benar-benar di pikirkan oleh sang guru, karena melalui inilah bakat seorang murid akan terlihat jelas seberapa kuat ia akan di turunkan sebuah ilmu, seberapa sabar dan tahan daya tubuhnya untuk di berikan rintangan seperti puasa, kungkum, tapa, semedi, wiritan dan lain sebagainya.
Jadi saat seorang murid gagal dalam mempelajari sebuah ilmu, maka sang gurulah yang akan di pertanyakan, jawaban pasti akan selalu di nanti oleh sang murid, maka dari itu sebelum mampu menjadi guru bagi orang lain sebaiknya berkacalah dulu mampukah kita menjadi guru untuk diri kita sendiri.
Sebuah ilmu yang berkaitan dengan Ajian kejawen, ilmu-ilmu Jawa bukanlah suatu hal yang mudah untuk di pelajari, semuanya berada dalam sebuah khasana yang rumit dan sulit untuk di uraikan dengan kata-kata, hanya fikiranlah yang mampu mengendalikan dan berfikir, mencari sebuah titik temu antara kesalahan dan celah untuk dapat menguasainya.
Peran penting seorang guru, dalam mengajari muridnya dengan ilmu kejawen pasti suatu ukuran yang rumit bagi beliau, guru haruslah orang yang benar-benar paham dalam bidang tersebut, bukan yang hanya mengaku-ngaku bisa tapi benar terbukti bahwa ia memiliki kemampuan. Perlu Anda ketahui, kegagalan bukan hanya bisa terjadi karena si murid, guru juga punya kesalahan dan ikut Andil dalam kegagalan seorang murid.
Pada dasarnya, kegagalan mempelajari sebuah Ajian dan ilmu-ilmu Jawa kebanyakan sang guru melihat dengan jeli dan baik potensi sang murid bukan asal turunkan saja sebuah ilmu. Guru memiliki peran penting murid akan berhasil, dan sebaliknya sang murid harus patuh dan menjalankan sebaik-baiknya amanah dari sang guru tersebut.
Potensi diri, menjadi suatu tolak ukur yang benar-benar di pikirkan oleh sang guru, karena melalui inilah bakat seorang murid akan terlihat jelas seberapa kuat ia akan di turunkan sebuah ilmu, seberapa sabar dan tahan daya tubuhnya untuk di berikan rintangan seperti puasa, kungkum, tapa, semedi, wiritan dan lain sebagainya.
Jadi saat seorang murid gagal dalam mempelajari sebuah ilmu, maka sang gurulah yang akan di pertanyakan, jawaban pasti akan selalu di nanti oleh sang murid, maka dari itu sebelum mampu menjadi guru bagi orang lain sebaiknya berkacalah dulu mampukah kita menjadi guru untuk diri kita sendiri.
Posting Komentar untuk "Gagal Belajar Ilmu Ajian Jawa"